Senin, 01 Juli 2013

Rumah Mbak Bella



Kring…kring…kring…
Terdengan bunyi telefon dari ruang kamar itu, setelah beberapa detik pun bunyi itu mulai berhenti. Sepertinya tidak ada yang mendengarnya kecuali aku, yah hanya aku seorang diri yang mendengarnya. Berjalan menuju ruang kamar itu, aku intip lewat jendela kamar yang terbuka tirainya. Sepertinya tidak ada orangnya, tapi gemercik dari kamar mandinya terdengar sangat jelas.
Braaak…
Suara dari pintu depan. Ternyata hanya anak tikus yang  jatuh dari atas genting itu, sangat menjijikan tak sempat aku mengambilnya, melihatpun sudah terasa jijik. Masih penasaran siapa yang ada di kamar mandi itu? Mungkinkah pemilik kamar ini.
Permisi, sedang apa anda berada disini.
Suara itu sedikit membuat aku kaget dan sedikit takut, ku tengok kebelakang. Iya pak, saya sedang liat-liat kamar ini kok.
Hati-hati jangan kamu membuka pintu ini! “suara tegas”
Memang kenapa pak, aku hanya penasaran dengan ruangan kamar ini. Misterius sekali!
Ikuti saja kataku! “pergi begitu saja tanpa meninggalkan satu katapun.”
Terlihat cahaya yang begitu padam di selatan sana. Menengok dengan tatapan tajam, ternyata sesosok wanita tua renta membawa obor yang amat besar. Aku berjalan ke arahnya dan berkata padanya.
Sedang apa anda di sini. “menatap wanita itu”
Hanya diam saja.
Aku bingung siapa sebenarnya wanita ini, penuh kemisteriusan dan sedikit menyeramkan. Hah cuek saja, anggap saja dia hanya nenek tua yang hendak pergi mencari makan!
Sebaiknya aku kembali kerumah untuk malam ini, sudah begitu larut aku berada di tempat sepi ini, tak terasa sudah jam 23.11, sebelum aku di cari oleh ibuku aku akan segera pulang.
Tengak tengok, sepi seperti di hutan sunyi sekali. Hanya satu dua sepeda motor dan mobil yang lewat, sedikit takut. Jarang aku keluar malam sampe jam segini, terus berjalan.
Bruuk.
Deg…deg…deg
Jantungku berdetak kencang, kaget ternyata ibuku sudah terlebih dahulu mencariku.
Kamu kemana saja nas, ibu bingung mencari-cari kamu dari tadi gak ketemu. “kawatir”
Ma..ma…af bu, aku tadi abis liat rumah yang ada di seberang sana. Kelihatannya bagus, tapi sayang sepi sepeerti tidak ada orangnya.
Huussh kamu itu ngapain sampe sana, sudah ayo pulang sudah larut malam ini.

Ayam sudah mulai berkokok dan semua orang yang ada di kota itu mulai beraktifitas  seperti biasa, dan aku juga harus menyiapkan sarapan untuk ibuku, kasian semalam sudah mencariku.
Anas… di mana kamu.
Kemercik dari kamar mandi, ku matikan air kran sejenak karena mendengar suara ibu.
Iya bu, sedang mandi.
Ibu berjalan ke meja makan, terlihat sudah banyak makanan di sana. Mungkin Anas yang memasaknya, duduk sambil menunggu anaknya itu selesai mandi.
Saatnya bekerja, aku mau mencari kerja bu. Ibu di rumah saja jaga diri baik-baik. Sekarang giliran Anas yang bekerja.
Hati-hati kamu kalau mencari kerja yang pas sama ijazah kamu, jangan aneh-aneh.
Siap bu ! “bersalaman”
Saat berjalan aku melewati rumah itu lagi, kenapa sampe sekarang lampunya masih padam? Apa benar sudah tidak ada penghuninya lagi. Anas semakin penasaran dan ingin melihat-lihat rumah itu, tapi Anas juga harus mencari kerja dulu.
Saatnya pulang sudah hampir magrib, Anas berfikir untuk mengitari rumah itu, tau aja dia bisa dapat informasi dari rumah itu.
Hey, sedang apa kau disana! “terdengar suara yang lantang dari arah jalan”
Akupun menghampiri orang itu dan bertanya?
Pak, ini sebenarnya rumah siapa iya? Aku hanya pengen tau, karena terlihat sangat asing sekali.
Tak perlu tau, ini rumah seorang wanita yang dulu bekerja d pojokan gang itu. Dan sudah tidak ada orang yang menempati lagi, saya juga tidak tau kemana wanita itu sekarang, karena sudah beberapa bulan tidak pernah kembali.
Tapi pak, kenapa rumah ini selalu bersih dan lampunya padam terus.
Iya saya juga tidak tau nak, orang-orang bilang dia sudah meninggal lama, di tinggal keluarganya juga. Mungkinkah dia gila atau sudah meninggalpun saya tidak tau. Suatu saat pasti ada orang yang akan memberi tau bapak kepala desa di mana wanita ini berada.
Oh, iya terima kasih pak informasinya sekarang aku sudah tau semua, dan mungkin akan mencari tau siapa wanita ini sebenarnya biar jelas dan gak ada yang terganggu lagi.
Ya hati-hati saja nak, semoga kamu bisa menemukannya. “pergi meninggalkan Anas”

Anas terlihat bahagia saat pulang kerumah. Memeluk Ibunya, menyium kening Ibunya.
Bu aku sudah tau semua tetang rumah yang semalam aku datangi itu.
Sudahlah nak, kamu itu buat apa mencari tau asal-usul rumah itu, kan gak penting juga buat kamu.
Penting bu, buat penelitian ku bulan ini.
Terserah kamu aja lah nas.

Malam ini aku keluar lagi pergi ke rumah bapak kepala desa untuk menanyakan rumah itu tadi.
Dok…dok..dok..
Assalamualaikum
Waalaikumsalam
Masuk kerumah kepala desa itu.
Ada apa dek, malam-malam kok ke sini.
Begini pak aku hanya ingin tau pasti saja tentang rumah sebelah sana itu sebenarnya rumah siapa dan siapa penghuninya, soalnya aku sering memandang rumah itu penasaran juga dengan rumah itu. Aku pengen membuat penelitian tentang rumah itu, sepertinya bagus.
Iya itu rumah mbak Bella sebenarnya, mbak Bella ini seorang yang cantik, baik hati, ramah, dan banyak yang suka dengannya. Tapi sayangnya…
Di potong begitu saja sama Anas. Tapi apa pak.
Tapi sayangnya dia di aniaya oleh preman-preman yang ada di daerah kerjanya itu, preman itu bilang suka sama mbak Bella, tapi mbak Bellanya menolak dengan mentah-mentah. Nah akhirnya mbak Bella meninggal di sana. Mungkin rumah itu tidak berpenghuni, tapi arwah mbak Bella masih ada di sana.
Oh, iya benar kayaknya pak, soalnya rumah itu mesti terlihat rapi dan bersih. Aku juga heran kenapa bisa seperti itu. Terima kasih ya pak atas informasinya kali ini. Saya pamit dulu, maaf sudah mengganggu malam-malam.
Iya gak apa-apa, Bapak senang kok ada yang maen dan bisa bercerita banyak di rumah Bapak, soalnya jarang lho remaja seperti adik ini mencari tau hal yang seperti ini.
“tertawa kecil” iya pak, lain kali saya kesini lagi.

Sepulang dari rumah kepala desa itu aku berjalan pelan-pelan,dan berfikir  semoga ada hal yang menarik lagi untuk bahan penelitianku.